Sepakbola dan Nasionalisme, ikatan emosional dari lagu "Tanah Airku Indonesia Tidak Kulupakan" karya Ibu Soed
Assalamualaikum teman-teman www.ratujawi.com dimanapun berada. Ngobrolin sepakbola di warung, cafe, kedai dan website ratu jawi.com itu paling seru dan tidak ada habisnya. Fenomena kesebelasan tim nasional PSSI yang diisi oleh pemain-pemain "Naturalisasi" dari Belanda menjadi daya tarik untuk jadi topik bahasan.Deg-degan ya lihat pertandingan timnas senior INDONESIA vs AUSTRALIA kemarin selasa 10/9/2024. Notebone tim "muda" kita lawan tim level senior, yang rata-rata pemain tim lawan bermain di liga Eropa. Beruntung ada debutan kiper FC Dallas Martin Paes yang bermain di liga MLS Amerika. Di pertandingan tersebut Martin Paes menjadi man of the match di laga tersebut.
Diambil dari sumber detik.com, Martin Paes suskes melakukan 5 penyelamatan gemilang dari 19 percobaan tembakan pemain Australia ke gawang Indonesia. 4 diantaranya menepis bola suting didalam kotak pinalti. 1 kali berhadapan langsung dengan pemain lawan. Alhasil sukses menahan 0-0 adalah prestasi luar biasa bagi fans Indonesia. Dan tidak menutup kemungkinan saat tandang ke Australia kita bisa mencuri gol dan memenangkan pertandingan.
Formasi timnas Indonesia saat melawan Australia
Ibu Soed di prangko edisi 1908 - 1993
Perhatikan, jika ditarik sejarah. Lagu"Tanah Airku" diciptakan Saridjah Niungter dikenal dengan nama Ibu Soed pada tahun 1927. Saat itu dalam lirik belum ada nama Indonesia dan tidak juga pakai nama Hindia Belanda. Der Judenstaat adalah sebuah buku yang ditulis oleh Theodor Herzl dan diterbitkan pada tahun 1896 di Leipzig dan Wina. Menjadikan gelombang Diaspora : Imigrasi Yahudi ke Palestina dari periode tahun 1982-1948. Belum ada nama negara Israel. Dan pidato Mohammad Hatta yang di bukukan Perhimpunan Indonesia berjudul "Indonesia Merdeka" (Indonesië Vrij) pada sidang tanggal 22 Maret 1928 di Roterdam Belanda. Ketiga penulis ini sama-sama rindu tentang tanah air nya.
Perbedaa Indonesia dengan Israel, karya Indonesia tidak hanya teks buku "Indonesia Merdeka", tetapi juga karya lagu kebangsaan "Tanah Airku tidak kulupakan". Menyadarkan bangsa Indonesia untuk merdeka. Sehingga sampai hari ini masih terasa dan terjaga geloranya. Dasyatnya karya ibu Soed dan Mohammad Hatta, Indonesia terbentuk 1 negara NKRI, sedangkan dari karya Theodor Herzl, mendirikan negara Israel dengan mengusir negara merdeka Palestina. Jadi jauh ya terlintas diaspora kembali ke tanah kelahirannya untuk merebut kembali Indonesia, sepeti Yahudi kembali ke Palestina. Ratu Juliana sudah tanda-tangan menyerahkan kedaulatan saat Konferensi Meja Bundar. NKRI harga mati oke teman-teman. Apa kesimpulan dari sejarah yang ingin saya sampaikan ?. Bangsa Indonesia sudah memiliki produk karya budaya agung yang lebih KAYA dari Israel.Sadarlah sobat, pondasi kita jauh lebih baik.
Seandainya dinyanyikan OBAMA saat berkunjung ke Jakarta saat masih jadi presiden USA, Amerika auto jadi NKRI ?
Kembali ke sepakbola, pemain-pemain diaspora (Belanda keturunan Indonesia) dipanggil PSSI untuk memperkuat timnas. Beruntungnya Indonesia, pemain diaspora tidak memiliki sifat ZIONIS seperti Israel. Para pemain diaspora, disumpah janji setia dan jadi WNI. Para pemain diaspora murni suka main bola, fokus ingin mengangkat prestasi Indonesia di kancah Internasional. Adapun pemain timnas diaspora tahu arti lirik lagu "Tanah Air ku tidak kulupakan" saat dinyanyikan, mereka pasti menangis. Ikatan emosional inilah yang misinya sampai terasa ke seluruh lapisan rakyat Indonesia ; "merinding". Jadi ikatan emosional melalui sepakbola, timnas Indonesia dengan diisi pemain diaspora justru momentum menyatukan bangsa Indonesia. Bukan timnas rasa Belanda, pemain PSSI ya WNI, inilah kita timnas Indonesia.
Kita patut bersyukur kepada pahlawan bangsa, karya agung nya bisa dinikmati sampai saat ini.Teruntuk Ibu Soed dan Mohammad Hatta semoga Husnul Khotimah, amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT.Alfatehah untuk para pahlawan dan pendahulu bangsa Indonesia. Kakeku juga pahlawan, sampai jumpa di catatan ratujawi.com berikutnya. Wassalaumualaikum wr, wb.