Suka duka menjadi UMKM
Suka duka menjadi wirausaha UMKM.Alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah, sobat www.ratujawi.com dimanapun berada. Semoga sehat dan senantiasa bertumbuh, amin. Admin siaptoko.com kembali hadir dengan artikel SEO, suka duka menjadi UMKM.
Ilustrasi by Kemenkop UKM
Makan di LAPAK
Seringkali menjadi wirausaha UMKM itu saat merasa lapar, sendiri dan menunggu pelanggan datang. Aktivitas makannya di lapak, beli nasi rames, sayur, tempe mendoan. Manfaatkan saja warteg tetangga LAPAK, ndak perlu jauh-jauh, apa adanya saja. Dan saling support sesama UMKM.
Belajar di LAPAK
Meski masih menjadi pemula, berwirausaha buka LAPAK kedai ES TEH. Sobat www.ratujawi.com wajib bertumbuh dan bekerja maksimal. Menghadiri webinar, belajar dari internet, mengerjakan tugas beberapa tugas rumah/ lingkungan. Eman-eman menutup lapak, hanya pulang kerumah apalagi nongkrong di coworking. Memang mula-mula kita bekerja sendiri, kemudian baru mampu bayar orang untuk kerja part time. LAPAK UMKM menjadi tempat belajar "mental" jadi pengusaha besar.
Tidur di LAPAK
Sering ada gangguan seperti GAS elpiji hilang. Ada juga yang iseng ambil kursi plastik didepan lapak. Atau kalau tidak kemaleman tutup LAPAK, sampai lebih dari jam 1 pagi dini hari. Dengan alasan keamanan dari "cegatan" begal di jalan ke arah pulang ke rumah. Maka wirausaha UMKM rela tidur di LAPAK. Perjuangan seperti ini tidak mungkin di limpahkan ke "karyawan" atau teman-teman yang membantu kerja dengan kita.
Mandi di LAPAK
Syukur kalau lapak kita dekat dengan SPBU, bisa ikut mandi atau BAB di SPBU terdekat. Bertetangga dengan sesama wirausaha LAPAK itu kadang menyebalkan. Bisa jadi belakang kontainer kita dijadikan tempat pipis orang lain.....jorok dan pesing lah. Namanya sama-sama masih berjuang mengais rezeki receh, ada saja pedagang yang tidak memiliki adab. Kalau dapat Masjid atau Mushola terdekat LAPAK, kitapun sering-sering berpindah-pindah untuk memakai kamar mandi. Gak enak sama mas-mas Marbot, ada saja yang menegur.....nasib orang kecil.
Ada "saudara" yang nyinyir
Justru yang sering menjatuhkan mental itu dari lingkungan "saudara" terdekat. Sebelum kita punya rekening ratusan juta mengendap 1 tahun. Jangan pernah merasa kehidupan ekonomi kita lebih baik dari saudara kita yang PNS atau karyawan Instansi BUMN. Weekend mereka libur dan ketika ada cuti bersama, mereka bisa PIKNIK -jalan-jalan. Sebagai wirausaha UMKM mana berani meninggalkan LAPAK tutup demi healing. Sebagai kepala keluarga, diuji dengan anak-anak kita dengan "mimpi" yang sama dengan sepupunya - bisa jalan-jalan piknik dan lepas bahagia.
Tiap hari koar-koar dagangan
Yang ini wajib sih, ada yang frontal seperti seller tiktok-er. "Maaf sobat online, ada pembeli offline, berkunjung ke lapak". Tidak ada yang datang cuma-cuma tanpa kita berusaha "buka LAPAK, gelar DAGANGAN dan penawaran berulang-ulang" Meski lapak kita berada di tempat strategis, pinggir jalan, di kerubuti driver gojek/ grab/ maxim. Kebiasa-an "nyales" jualan itu sangat tertinggal di jajak digital. Malu sama teman SMU, malu sama mantan anak buah, malu sama mantan PACAR ???. Biar khan saja mereka tertawa, nyiyir saat ini !. Ingat lho...jadi karyawan itu tidak "selamanaya", mau jadi anggota DPR gaji 80juta sekalipun juga hanya 5 tahun (1 periode). Apalagi cuma jadi bawahan bos di kantor. LAPAK kita kecil-kecil gini milik sendiri.
Emang posisi UMKM yang lekat dengan "gombal keset" bagi orang-orang sombong tidaklah enak dan kuat untuk dijalani. Tapi ingat, besok atau LUSA pasti kamu datang sebagai ATM = Amati Tiru Modifikasi. Tidak apa-apa dicontoh, brand jelas kalah panjang durasai kita. Kita lihat teman-teman yang memulai jadi UMKM di usia tua apakah sanggup bermental seperti kita yang telah lebih dulu ?.
---------
Jualan receh Rp. 1000 an sampai M-M an ada > Catering RatuJawi
Tidak ada UMKM yang tiba-tiba jadi BESAR
Memimpikan punya puluhan cabang, puluhan karyawan, puluhan mitra. Seolah bisnis LAPAK tinggal jalan, dan kita ambil setorannya. Tapi tidak ada yang mustahil, wirausaha UMKM memperoleh arcivment puluhan sampai ratusan cabang LAPAK UMKM. Tapi tidak ada yang instan seperti cerita YouTub-er atau Influencer. Butuh waktu lama, bertahun-tahun, terbiasa "prihatin" baru ada secercah harapan/ mimpi terwujud. Nah jika sudah sampai tahap seperti itu, bisnis kita sudah tidak lagi kategori UMKM. Legalitas siap ?, Pajak siap ?, Keuangan siap ?. Suka-duka diatas masih dijalani ?. Di skala bisnis "berkembang" seperti ini, suka duka dan tantangannya berbeda.
Siapapun sobat www.ratujawi.com , apapun jabatan sekarang !. Besok atau lusa juga pasti berakhir profesi menjadi wirausaha UMKM (kecil). Suka duka menjadi wirusaha UMKM ini tetap akan sobat jalani, meskipun ada modal Cash Milyaran. Saat butuh kolaborasi, ada Most Wanted Entrepreneur , butuh Lembaga Pelatihan Sertifikasi Profesi, Sertifikasi Keselamatan Kerja, Sertifikasi Halal, Sertifikasi Entrepreneur ? klik aja. Jika artikel motivasi seperti ini baik, silahkan share ke sosmed. Apapun komen teman-teman atau ada tambahan, silahkan isi dengan baik. Siapa tau masuk publishing dan karena hal bik akan menghasilkan output baik juga.
#sukadukaukmk
#umkm
#ukm
#lapak
#gelardagangan
#umkmonline
#seo
#optimasi
#ratujawi
#kulinerexplorer
#siaptoko
#siapcash
#mostwantedentrepreneur